RIHLAH KELUARGA Sowan Pendekar Lembah Tidar |
RIHLAH | Gunung Tidar bisa disebut sebagai tengahnya Pulau Jawa. Masih ingat ga guys. Untuk pembangunan Ibukota Nusantara tanah yang dibawa oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ke IKN diambil dari Gunung Tidar, Kota Magelang yang diyakini sebagai pusat tanah Jawa.
Gunung Tidar tak bisa dilepaskan dari seorang tokoh yang dikenal dengan nama Syaikh Subakir seorang juru dakwah, mujahid yang berasal dari Turki.
VIDEO 👇
Kisahnya Syaikh Subakir adalah orang yang naik ke Puncak Tidar untuk meruqyah tempat tersebut mengusir segala malapetaka, marabahaya baik dari manusia maupun makhlus halus.Salah satu pegiat budaya Magelang yang juga konsern terhadap eksistensi budaya Tidar, Bambang Eka Prasetya bercerita sebagaimana kami kutip dari Kompas, Syaikh Subakir merupakan leluhur sekaligus salah satu penyebar agama Islam di Jawa Tengah utusan dari Khalifah atau Penguasa Islam waktu itu.
“Konon ia menemukan daratan Magelang ratusan tahun lalu, ia menancapkan sebuah prasasti yang sarat akan makna bagi para penerusnya yaitu masyarakat Magelang khususnya, dan masyarakat Indonesia, bahkan dunia pada umumnya,” ujar Bambang di pembukaan Festival Tidar 2016, Jumat (9/12/2016).
Jadi, Syaikh Subakir berangkat berdakwah ke Jawa atas perintah Khalifah Islam pada saat itu. Begitulah pada masa keemasan Islam, Khalifah atau penguasa Islam menyebar juru dakwah ke mancanegara
Saat meninggal Syaikh Subakir kemudian dimakamkan di Gunung Tidar beserta tombaknya.
Fikha Nada Naililhaq dalam jurnal yang berjudul Kearifan Lokal Bertajuk Religi dalam Mite Gunung Tidar: Kajian Antropologi Sastra menulis Gunung Tidar bukanlah gunung dalam arti sesungguhnya.
Gunung Tidar adalah sebuah bukit setinggi 503 meter dari permukaan laut yang berada di tengah Kota Magelang, tepatnya di Desa Magersari, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Gunung Tidar memiliki daya tarik sendiri dan wisatawan yang berkunjung kebanyakan melakukan wisata rohani atau wisata religi.
Selain makam Syaikh Subakir, terdapat juga makam Kyai Sepanjang (Pakuhning Tanah Jawi), makam Kiai Semar (Eyang Ismoyo), tugu puseran bumi tanah jawa dan tugu tiang bendera Akademi Militer.
Kiai Sepanjang adalah makam tombak milik Syaikh Subakir. Tombak pusaka tersebut digunakan Syaikh Subakir untuk mengusir demit di Tanah Jawa.
Sementara Tugu Puseran Bumi dipercaya sebagai titik tengah Pulau Jawa yang terletak di tengah tanah lapang yang luas di puncak Gunung Tidar.
Selain itu tugu tersebut terletak di tengah di antara situs-situs yang ada di Gunung Tidar.
Setelah mengubah bau sumur menjadi wangi, Syaikh Subakir kembali ke Gunung Tidar dan melakukan ruqyah yang sama serta membaca doa-daoa.
Dikisahkan saat itu Pulau Jawa masih belum stabil. Layaknya perahu di lautan, pulau Jawa masih goyah dan bisa karam jika ada gelombang.
Ia pun terus berdoa untuk menentramkan bumi tanah Jawa dengan bantuan tombak pusaka yang diringi doa-doa, Fikha Nada Naililhaq menulis mite dalam kisah tersebut adalah menceritakan simbol kehidupan.
"Kedua sumur tersebut mempunyai arti dua kehidupan yang berbeda. Satu sumur yang berbau harum menandakan kehidupan manusia, sementara sumur yang berbau busuk menandakan kehidupan jin dan setan.
Hal tersebut menandakan bahwa antara kehidupan manusia dan jin yang lebih tinggi derajat maupun kedudukan adalah manusia," tulis dia.
"Adanya dua kehidupan tersebut untuk menyejajarkan kehidupan di dunia serta untuk keseimbangan alam.
Ketika ada harum pasti akan ada bau busuk, dan dimana ada orang baik pasti ada orang jahat.
Maka dari itu, manusia harus berhati-hati dalam bertindak," tambahnya.
Lainnya 👇
Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/mafaza_online | Facebook : MafazaOnline | Twitter: @mafazanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar