Kamis, 23 November 2023

Jejak Sabili Majalah Islam Fenomenal Meniti Jalan Menuju Mardhotillah

Jejak Sabili Majalah Islam Fenomenal Meniti Jalan Menuju Mardhotillah

Jejak Sabili Majalah Islam Fenomenal Meniti Jalan Menuju Mardhotillah

Tanjung Priok Berita pembantaian itu seakan lenyap ditelan bumi. Para mubaligh dituduh subversif dan dijebloskan ke penjara. Aktivis Islam dikejar dan ditangkapi. Ajaran Islam dikaburkan. Umat Islam ditakut takuti dan disesatkan 


Ketika umat Islam kembali disudutkan. Sabili ….  Tampil memberi jawaban. 


Sabili di lahirkan oleh tangan dan semangat Abu Fida, Ibnu Sabilil Haq, Athwal Arifin, Arifin Thoat, Insan Amir: Untuk membina ummat!


Baca Juga :

KESEMPATAN EMAS Pertolongan Pertama Stroke


Stroke Selain Menyebabkan Cacat Permanen juga Memicu Masalah Finansial, Yuk Kenali


Tanda - Tanda Awal Stroke 


Di awal kelahirannya Sabili hanya terbit sekali, lalu tampil lagi tiga tahun kemudian. Muhammad Ishaq kembali membesarkan Sabili, di jalan Pisangan lama 2 no 1 Jakarta Timur dan di Jalan Pramuka Sari 2 No 7 Jakarta Pusat 


Memasuki tahun kelima, Sabili harus tiarap, dipanggil kejaksaan Negeri jakarta akibat memuat Surat Pembaca yang berbau Sara 


Ini bukanlah tindakan lari dari perjuangan, tapi hanya mundur selangkah untuk mengatur strategi 


Sebagai media Islam yang berani bersuara lantang, peran umat islam di era reformasi seperti dikesampingkan. 


Sabili bangkit kembali. Sabili reformasi di bawah PT Bina Media Sabili, mengingatkan umat agar jangan sampai jatuh dua kali di lubang yang sama. Jangan hanya menjadi sekadar pendorong mobil mogok


Sementara kaum anti islam siap-siap mendompleng reformasi, di hari suci umat Islam sedunia menyambut Idul Fitri, umat islam di Ambon mengalami peristiwa tragis, dibantai! 


Sabili dengan lantang menyerukan umat Islam untuk berbuat membela saudara seiman. 


Positioning itu membuat sambil melejit mampu menembus oplah 100.000 eksemplar !


Disamping semangat pembelaan terhadap umat Islam, Sabili juga mendorong persatuan di kalangan umat Islam.  Menginginkan kemenangan pada Pemilu yang pertama digelar di era reformasi.


Amerika tanpa bukti dan tanpa proses pengadilan, menuduh umat Islam sebagai t3ror1s. Menyerang Afghanistan karena dianggap sebagai sarang teroris.


Sabili kembali tampil melakukan pembelaan. Salahkah kami jika kami mencoba memberikan keseimbangan informasi? Padahal selama ini pemberitaan selalu miring kepada umat Islam?Radikalkah kami jika ingin membela diri?


Peredaran Sabili telah mencapai pelosok Nusantara, bahkan ke Mancanegara. Pemimpin redaksinya diundang ke Amerika dan berbicara di Voice of America dan west point 


“Kenapa ketika Hamas itu berjuang untuk kemerdekaannya disebut teroris.Tapi kenapa ketika Israel membunuhi sipil Palestina tidak disebut sebagai teroris?” 


Riset AC Nielsen surveinya tahun 2001 menempatkan Sabili pada peringkat 2 sebagai media paling banyak dibaca di Indonesia.


Berikut Video Testimoni dari berbagai kalangan yang sempat kami rangkum 

👇



Silakan klik:



1 komentar:

MAHAR PRASTOWO mengatakan...

Di tas sekolah saya terselip majalah sabili, guru suka ikut baca, termasuk ketika tiarap dan berganti menjadi Jurnal Dunia Islam (JDI) Inthilaq.