RESOLUSI 2022 Waktu Terus Bergerak
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pemirsah ... Apa serak-serak basahnya sudah mirip Karni Ilyas?
Maaf ya, Bang Karni!
Apa perlu pantun puitis kata mutiara seperti Nazwa Syihab: Kehidupan bertanya pada Kematian, "mengapa orang2 mencintaiku dan membencimu?", Kematian menjawab, "karena kau adalah kebohongan yang indah dan aku adalah kebenaran yang menyakitkan."
Atau kekar gagah perkasa, berotot seperti om Dedy Corbuzier? "Five Four Three Two One Close the dooor ... GUBRAK!"
Ngevlog Pertama di Tahun Baru 2022
Tahun baru apa resolusi kamu teman?
Kalau saya, Pertama, saya sudah bertekad untuk menerbitkan buku setiap bulannya. Ini akan saya wujudkan bersama sahabat2 saya di penerbit Mawahib. Mohon doanya ya semoga diberi kemudahan.
Aamiiin yaa rabbal alamiiin
Dulu setiap bulan harus membaca buku baru. Setiap hari baca koran dan setiap pekan baca majalah. Kebiasaan ini sedikit terganggu di erasosmed, apalagi banyak grup WhatsApp Telegram yang asal share. Jadi saya 'dipaksa' tanda kutip untuk membaca tulisan-tulisan yang asal alias ramutu.
Akibatnya gaya bahasa saya jadi rusak. Pepatah mengatakan, You are what your eat
Kedua, Demi Konten. Yah Sesuai tuntutan zaman, akhirnya terpaksa deh ikutan jadi Youtuber, wah terancam kaya nih. Aamiiin yaa rabbal alamiiin.
Teman saksikan sendiri bagaimana perjalanan Yutub saya. Sing penting gerak dulu. Alhamdulillah ada rekan Dewi Salsabila yang ngasih kamera Gopro. Ada anak-anak yang suka ngasih kripik pedasnya. Ada teman-teman alumni yang ngasih jempolnya. Dan ada kamu yang selalu mensupport
Alhamdulillah terus jalan. intinya semua harus berproses.
Gak perlu bingung gimana kontennya, Tulisan yang dulu2 bisa jadi konten, kebiasaan wawancara dulu bisa jadi konten dan aktivitas Khidmah di Pondok Idrisiyyah sekarang ini juga bisa jadi konten. Syekh Akbar Muhammad Fathurahman adalah inspirasi yang tak pernah kering. Segar terus!
Intinya jadi diri sendiri aja deh!
Kemarin pas beres-beres lemari, ngeliat majalah-majalah Sabili wah inikan bisa jadi konten. Persoalannya kan: How to present, bagaimana cara menyajikannya aja.
Seperti yang akan saya bacakan ini, tulisan di Sabili dulu:
Judulnya: Waktu Terus Bergerak
Tak ada tempat untuk berhenti di jalan ini, DIAM TERGILAS!
Orang-orang khawas (istimewa) akan segera bertaubat bila mereka melewatkan suatu waktu dengan sia-sia, karena dengan itu berarti mereka telah melakukan perbuatan aib, tak pantas.
Bukankah ada penyesalan dari ahli surga, lho bgm kok ahli surga menyesal. Ternyata, yakni ketika satu jam saja dalam hidupnya lupu berzikir
Penyia-nyiaan waktu itu juga meredupkan cahaya kedekatan dengan Allah.
Orang yang memelihara waktu berarti ia sedang naik menuju jenjang kesempurnaan. Jika ia menyia-nyiakan waktu, ia bukan saja diam di tempatnya, tapi bahkan turun ke tingkat yang lebih rendah.
Jadi, jika tidak maju, pasti mundur.
Semua hamba sesungguhnya sedang bergerak, tidak pernah diam, entah ke tingkat yang lebih tinggi atau justru turun lebih rendah, entah ke depan atau ke belakang. Secara alami maupun tidak alami, diam itu tidak ada.
Jadi, yang ada adalah tahapan-tahapan menuju surga atau neraka, entah itu dengan cepat atau lambat.
Tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Yang ada ialah berbedanya arah perjalanan dan kecepatannya.
Majelis Ketarekatan Idrisiyyah
اِنَّهَا لَاِحۡدَى الۡكُبَرِۙ
"Sesunggunya (Saqar itu) adalah salah satu (bencana) yang sangat besar,"
نَذِيۡرًا لِّلۡبَشَرِۙ
"Sebagai peringatan bagi manusia,"
لِمَنۡ شَآءَ مِنۡكُمۡ اَنۡ يَّتَقَدَّمَ اَوۡ يَتَاَخَّرَؕ
"(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang ingin maju atau mundur."
“Sesungguhnya neraka Saqar itu salah satu bencana besar, sebagai peringatan bagi manusia, untuk orang di antara kalian yang maju atau mundur,” (Q.S. Al Mudatsir: 35-37)
Allah SWT tidak menyebutkan ‘yang diam atau berhenti’. Artinya, tidak ada tempat selain surga dan neraka. Siapa yang tak maju dengan melakukan karya amal shaleh, berarti ia mundur ke neraka dengan amal-amal yang thaleh (buruk).
Naudzubillah min dzalik
yaa teman
Ternyata saya pernah ngedit tulisan dari Majelis Ketarekatan Idrisiyyah ini.
Begitulah terkadang kita dimotivasi oleh nasihat kita sendiri oleh ucapan sendiri.
Allah masih sayang.
Di usia 50+ ini saya memang sedang galau untuk memikirkan, bagaimana caranya agar saya memiliki karya. Sehingga meski sudah tiada tapi tetap ada pahala yang mengalir. Abadi
Seperti Bapak mertua saya, yang sudah meninggal tapi punya Madrasah yang sekarang dikelola oleh istri saya.
Gajah mati meninggal gading
harimau mati meninggalkan belang
Eman Mulyatman mati, semoga bisa meninggalkan karya
Khairu nas anfauhum linnas
Hasbunnallah wa nimal wakil nimal mawla wanimanashi
Subhanakallahuma wabihamdika asyhadu ala ila ha ila anta astagfiruka wautbu ilaik
Wassaalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Silakan Klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar