Entri Populer

Minggu, 06 Februari 2022

Tabib Peradaban

Tabib Peradaban

Tulisan yang terinspirasi dari percakapan dengan Syekh Akbar Muhammad Fathurahman Mursyid Tarekat Idrisiyyah diberbagai kesempatan ini hanya ingin menegaskan: Bersiaplah menyambut era baru post ko*p*t19, Bentengi hati dengan zikrullah


Hampir tiga tahun ini jagad dunia maya maupun nyata diramaikan dengan perdebatan tentang wabah ko*p*t, prokontra dengan bumbu konspirasi. Kenyataannya kita saksikan sendiri, dari kubu yang pro, mati, yang kontra mati bahkan yang berargumen konspirasi pun mati. Dokter, agamawan, sukarelawan bahkan satgas nya pun mati. 


Penulis termasuk yang eneg dengan perdebatan itu, dibeberapa WhatsApp Grup (WAG), Penulis ingatkan agar tidak lagi mengeshare artikel tentang wabah ini. Bukankah Saya lebih berhak bicara tentang konspirasi, karena saya 20 tahun kerja di Majalah: Konspirasi, itulah makanan saya sehari-hari. "Jadi kalau ada yang membagikan artikel sehingga memicu perdebatan tentang ini saya pilih keluar grup!" tegas saya.


"Iya tadz, jangan keluar!" jawab teman yang mendapat amanah jadi admin WAG  


RAWAT BUMI

Inilah yang sebenarnya terjadi, dengan ko*pi* ini Allah SWT sedang membersihkan ciptaan-Nya, Bumi. Ibarat gempa yang sepintas meluluhlantakan, tapi semusim berikutnya, tumbuhan pun subur karena tanahnya gembur.


Tanah gembur, merupakan jenis tanah yang paling baik bagi tanaman karena memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan unsur hara, air dan udara serta sesuai bagi kehidupan mikroorganisme. Dan itu tidak bisa kecuali dengan menggempur tanah itu sendiri, dengan pacul. Jadi gempa adalah pacul raksasa hingga tanah pun kembali subur.


Begitu pun wabah ini, Inilah cara Allah SWT merawat bumi:


Pertama, dibersihkan secara fisik dari debu-debu polusi. Terbukti dengan berhentinya kendaraan dan pabrik-pabrik maka kualitas udara pun membaik. Sejumlah kota di dunia, termasuk salah satunya Jakarta mengalami penurunan kadar polusi udara saat ko*pi* melanda.


Kedua, dibersihkan penghuninya dari hati-hati yang berkarat karena maksiat. Dengan ko*pi* ini kehidupan malam dan konser-konser terhenti. Nasihat kematian bertubi-tubi menghantam daki-daki di hati. Orang-orang tersadar, bahwa kematian itu sangat dekat.


NEW ERA

Mursyid Tarekat Idrisiyyah Syekh Akbar Muhammad Fathurahman dalam sebuah kesempatan mengatakan, Wabah ini sudah selesai. Perang fisik skala besar setelah Thaliban tidak akan terjadi lagi. Kedepannya 'perang', menaklukkan hati. Peradaban baru akan muncul. 


Hati ada pemiliknya, urusan hati ada ahlinya, hati harus dirawat. Tentu yang bisa melakukan semua ini hanya sosok Wali Mursyid. Inilah saatnya murid-murid Tarekat muncul, sebagai Tabib-tabib peradaban. Orang akan ramai memburu Tarekat ini, Itulah berita baiknya.    


Namun, penulis mencoba berpikir terbalik, jika perang menaklukan hati itu terjadi maka artinya akan ada banyak orang yang hatinya sakit, terluka. Begini, ketika pintu-pintu kemakmuran dibuka, hedonisme menyambut serta, hebohlah. Secara langsung orang-orang pun berlomba-lomba untuk kaya. Sebaliknya yang gagal jadi patah hati. 


Persis seperti hadis, dari Jabir bin Abdillah ra, Nabi   bersabda: “Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain,” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar [3/ 404]).


Begitulah realitas kekinian ada ritual sebelum makan, ketika jalan-jalan, saat pertemuan, hingga ibadah, bahkan di acara kematian: SELFIE! Tak lengkap rasanya hidup tanpa selfie. Selanjutnya diupload ke berbagai platform Sosial media, Facebook, Instagram WAG dst. Padahal cukuplah satu lirikan dari mata yang terjangkiti Ain (dengki) maka celakalah dia. Itulah berita buruknya.


Olah Hati 

Kemakmuran akan segera dibuka begitu wabah pandemi sirna. Bumi akan kembali subur setelah wabah covid ini. Tapi manusia itu pelupa, meski nasihat kematian begitu dahsyat. Maka harus sering terus diingatkan. Itulah pentingnya syiar dakwah, itulah ciri dari umat Nabi Muhammad saw, saling berwasiat tentang kebaikan.


Apa pun yang terjadi tugas kita, menyiapkan hati yang kuat. Hati yang sehat agar siap menerima setiap kejutan. Laksana fisik, hati harus diolah. Asupan gizinya harus seimbang takarannya agar terawat. 


Perang menaklukkan hati, tentu akan ada lawan dan kawan. Untuk selamat orang-orang reflek akan mencari perlindungan. Siapa lagi yang bisa melindungi hati Murid selain Wali Mursyid? 


EMAN MULYATMAN

Silakan Klik:

Mafaza-Store

Lengkapi Kebutuhan Anda













 

Tidak ada komentar: