BIKIN CHANNEL YOUTUBE Langkah Pertama Perkenalkan Dulu Siapa Dirimu
Teman Eman mudah-mudahan antum masih mengenal saya ya? Ngarep banged deh. Siapa elu?! Hahaha
Setelah 2013 Sabili off saya memang jarang muncul. Bukannya ga pengen, tapi sudah 3 kali mencoba bikin majalah, tapi: Gagal!
Iya Benar saya Pemimpin Redaksi terakhir dari Majalah Sabili
Ini Majalah-majalah yang saya bikin dalam rangka move-on setelah off dari Sabili.
Pertama, Sabiliku Bangkit, Jago jago tua berkumpul, tenaga udah payah gak kuat deadline apalagi harus ke lapangan. Hiks
Kedua, Majalah Gesit, Gema Sekolah Islam Terpadu. Majalah pendidikan, segmen pasarnya sekolah, murid guru dan ortu JSIT se Karesidenan Kedu. Ambisi besar, mau ke Jateng trus mengindonesia tapi gak kompak. Karena ternyata setiap sekolah itu bersaing mendapatkan murid. Jadi kalo satu sekolah di blow up, yang satu lagi bisa ngiri.
Ketiga, Majalah Mutiara, Meski ada yang mendanai tapi Kesulitan membangun tim.
Plus dari ketiga itu, alasan utamanya, Minat baca pada media cetak memang berkurang drastis
kalah oleh internet. Yah memang zamannya udah beda, kita memasuki era paperless media cetak kalah sama Sosial media.
Antum sendiri kapan terakhir baca koran? Majalah? Mau gak mau harus ditinggalkan tuh mimpi membangkitkan Majalah Sabili atau media cetak.
Tinggal kita pindahin aja ke channel Youtube. Persoalannya kan, How to Present? Bagaimana cara menyajikan?
Pernah juga mencoba dalam bentuk online, tapi sulit mendapatkan iklan. Saya masih mengelola http://www.mafaza-online.com/
Juga pernah mengadakan Majelis Jurnalistik, tapi lagi-lagi tidak jalan. Di erasa sosmed gaya Sabili yang indepth reporting, makin sulit bersaing.
Di sisi lain Buzzer Buzzer sudah lebih galak, ketimbang gaya provokatif Sabili dulu: Coba deh masuk ke Twitter. Prilaku pembaca memang sudah berubah, Total!
Prilaku untuk Pembaca koran kalau dulu pembaca lead atau teras berita, sekarang baca judul aja cukup. Tapi kalau sekarang pembaca lebih senang lihat videonya plus narasi. Pembaca benar-benar dimanjakan karena bisa memilih berita atau tayangan yang disukai. Terus dishare, ke FB IG Twitter kalau udah masuk grup WA bapak2 baguslah bakalan rame Viral
Justru gaya bahasa saya jadi rusak ketika munculnya grup2 WA Telegram. Mengapa? Karena saya dipaksa membaca tulisan yang tijel, tidak jelas. Sekarang semua orang bisa menjadi wartawan
Memilih jadi Youtuber
Makanya saya mencoba jadi youtuber. Dari kanal Youtube ini mari kita bangkitkan kembali kejayaan media Islam. Aduh gak muluk muluk deh, yang penting bisa berkiprah aja. Bisa menyalurkan hasrat .... jurnalisme
KEUNGGULAN Kanal saya Hmmm ...
Atau lebih tepat maksdunya Segmentasi kali ya. Selain membahas tema-tema di majalah Sabili almarhum yang menginspirasi dan menggerakan, channel ini juga akan tampil dalam bentuk podcast kekinian tentunya.
Doain ya mohon dukungannya biar bisa segera punya studio. Target utamanya menyalurkan kerinduan pembaca majalah Sabili. Juga tumpahan segala gundah gulana dan galau saya gitu aja deh.
Sekarang saya punya banyak waktu untuk membaca lho, jadi kita review buku bersama. Punya banyak waktu juga untuk jalan-jalan. Ada pun Jalan-jalan, destinasi wisata atau kuliner bisa sebagai ilustrasi.
Jadi, Hobi, Pekerjaan dan pengalaman jadi satu di kanal ini
Mengapa harus menonton Channel saya?
Karena kita harus memasuki era dakwah yang berbeda harus sesuai zaman. Cie ...
Gak juga sih sekadar romantisme dengan media kita ini, majalah Sabili. Baiklah
Jangan berhenti di romantisme. Dengan segala kerendahan hati, saya katakan karena hidup terjun berjalan. Kita harus tetap eksis berkarya, diam tergilas!
Apa Perbedaan dan Kelebihan channel?
Ini channel yang menginspirasi dan menggerakkan. Inspirasinya dari kejayaan Sabili dulu. Agar file-file itu tidak mendekam dimakan kutu, virus. Terus dipadukan dengan kekinian. Ketika saya posting sejarah Sabili, ada komen dari rekan Yuli di Riau, "Liat videonya merinding ...."
Tapi, saya tidak meledak-ledak lagi seperti dulu. Fisik berkurang, makanya fokus ke ruhani saja. Ada pengalaman jurnalistik, kita bisa berbagi apalagi kuliah saya di jurusan jurnalistik: Agar ilmunya terus terasah
Di Majalah Sabili dulu saya pernah pegang rubrik: Oase, Kisah kisah Hikmah yang singkat dari khazanah dunia Islam, Takwin, pembinaan dari materi-materi Tarbiyah. Rubrik Keluarga, Keknya kalau mengadakan acara-acara seminar tentang Parenting ga pernah gagal deh alias banyak peminatnya. Karena memang problematika ini (parenting) akan terus ada.
Selain itu Setelah saya cek di Youtube analitics, saya liat Playlist Muhasabah itu jadi favorit
Antum tau kan Muhasabah, Introspeksi Evaluasi diri, Tazkiyatun nafs. Di usia yang memasuki 50 tahun, ini Youtube adalah tempat saya berbagi dan bercerita.
Harapannya
Agar ada jejak yang bisa saya tinggalkan sebagai manusia. Seperti kata pepatah, Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang dan Eman Mulyatman mati, meninggalkan: Karya!
Khairu nas anfauhum linnas
Silakan klik:
Silakan Klik:
Lengkapi Kebutuhan Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar